Beranda | Artikel
Makan dan Minum Tapi Jangan Berlebih
Rabu, 28 Desember 2022

Bersama Pemateri :
Ustadz Abu Ihsan Al-Atsary

Makan dan Minum Tapi Jangan Berlebih ini adalah bagian dari ceramah agama dan kajian Islam ilmiah dengan pembahasan kitab Talbis Iblis. Pembahasan ini disampaikan oleh Ustadz Abu Ihsan Al-Atsaary pada Senin, 2 Jumadil Akhir 1444 H / 26 Desember 2022 M.

Kajian Tentang Makan dan Minum Tapi Jangan Berlebih

Allah Subhanahu wa Ta’ala telah memberikan panduan secara umum tentang masalah makanan dan minuman. Allah berfirman:

…كُلُوا وَاشْرَبُوا وَلَا تُسْرِفُوا…

“Makan dan minum tapi jangan berlebih.” (QS. Al-A’raf[7]: 31)

Allah halalkan apa-apa yang ada di muka bumi ini untuk manusia, kecuali yang diharamkan. Makanan yang dihalalkan itu lebih banyak daripada yang diharamkan. Karena itu untuk keperluan dan kebutuhan manusia. Maka Allah perintahkan untuk makan dan minum.

Demikianlah Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, beliau juga seperti halnya manusia lainnya. Beliau juga memakan makanan yang biasa dimakan oleh manusia. Beliau bukan malaikat, tapi beliau adalah manusia biasa yang diciptakan dari tanah dan perlu makan dan minum. Maka diriwayatkan bahwa Nabi menyukai beberapa jenis makanan. Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mengatakan:

نِعْمَ الإِدامُ الخَلُّ

“Sebaik-baik lauk itu adalah cuka.” (HR. Muslim)

Adapun kaum sufi membatasi diri dari hal-hal seperti ini. Sehingga cenderung mengharamkan atas diri mereka sesuatu yang dihalalkan Allah. Seperti pandangan sebagian kaum sufi yang menganggap buruk ataupun mencela orang-orang yang makan menggunakan lauk. Karena menurut mereka lauk itu adalah syahwat yang berlebih dari makanan. Sehingga menurut mereka tidak sepatutnya memakan lauk.

Tentunya Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dan para sahabat juga memakan lauk. Disebutkan dalam Kitab Shahihain bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam makan mentimun dan kurma muda. Ini adalah dua jenis makanan yang dimakan Nabi dalam waktu bersamaan. Sementara sebagian orang ada yang memakruhkan makan dengan dua jenis laut. Bahkan di kalangan yang lebih ekstrim lagi tidak boleh makan pakai lauk.

Ini adalah sesuatu yang berat bagi manusia untuk bisa melaksanakan hal seperti itu. Karena biasanya makanan-makanan pokok ini ada pasangannya. Misalnya nasi dengan pasangannya, demikian juga gandum dengan pasangannya.

Jadi sesuatu yang biasa mereka memakan lauk. Mereka tidak harus makan pakai lauk. Terkadang ada kondisi mereka tidak memiliki lauk. Mereka masih bisa makan tanpa lauk. Walaupun sebagian dari mereka menghindari diri dari memakan lauk yang terlalu banyak. Sehingga kebiasaan ini akan membebani fisik ataupun tubuhnya.

Demikian juga mereka menjauhi makan-makanan yang menjadi pemicu rasa ngantuk. Sehingga tidak mengganggu aktivitas ibadah dan menuntut ilmu mereka.

Demikianlah cara para Salaf menjauhi dan menghindari syahwat yang buruk. Bukan dengan menghindarinya sama sekali, tapi juga tidak larut dan tenggelam dalam syahwat itu dan melampiaskannya berlebihan. Jadi ada rem kendalinya.

Maka dari itu Allah Subhanahu wa Ta’ala mengatakan:

…كُلُوا وَاشْرَبُوا وَلَا تُسْرِفُوا…

“Makan dan minum tapi jangan berlebih.” (QS. Al-A’raf[7]: 31)

Ketika seseorang makan roti gandum ataupun yang lainnya dengan lauknya, tentunya akan membuat tercukupi kebutuhan dirinya.

Bagaimana pembahasan lengkapnya? Mari download mp3 kajian dan simak pembahasan yang penuh manfaat ini.

Download MP3 Kajian


Artikel asli: https://www.radiorodja.com/52562-makan-dan-minum-tapi-jangan-berlebih/